Kegiatan Maulid Nabi Muhammad SAW
Generasi bangsa terletak pada anak yang kemudian tumbuh menjadi penerus dan pemimpin negara. Sesuai dengan fitrahnya sebagai khalifatullah fil ardl yang rahmatan lil alamin, seorang pemimpin harus mememiliki karakter yang baik dan kuat. Hal tersebut sejalan dengan visi dan misi SD Al Muslim. Akan tetapi, perkembangan media dan teknologi menjadi tantangan dalam pendidikan karakter. Kesadaran terhadap perkembangan gawai khususnya ponsel serta didukungnya fasilitas dari orang tua, membuat banyak anak kecanduan gadget.
Kecanduan gadget semakin marak di kalangan peserta didik salah satunya akibat dari wabah covid 19. Sistem pembelajaran daring, membuat peserta didik terbiasa menghabiskan waktu di rumah dengan bermain gadget. Oleh sebab itu, karakter pemimpin yang telah ditanamkan semakin terkikis. Sebagai upaya penanaman karakter sekaligus mengisi momentum peringatan hari besar Maulid Nabi Muhammad, kami mengadakan kegiatan “Tausiah bersama Ustaz H. Abdul Malik Al Haddad dalam Peringatan Kelahiran Sang Baginda Nabi Muhammad SAW.” dengan tema “Hidup ala Rasulullah di Era Digital.
Kegiatan ini diikuti oleh seluruh siswa SD Al Muslim. Meskipun kegiatan pembelajaran tatap muka telah berjalan secara terbatas, namun pelaksanakan kegiatan Maulid Nabi Muhammad dilaksanakan secara virtual melalui Zoom Meeting untuk menghindari kerumunan di sekolah.
Kegiatan Maulid Nabi dimulai pukul 09.00 WIB, namun 30 menit sebelum acara dimulai, peserta didik diminta untuk join zoom karena akan ada penayangan video Kelahiran Nabi Muhammad. Pukul 09.00 kegiatan dimulai oleh MC yang dilanjutkan dengan membaca Tartil dan Saritilawah oleh Kak Azza (2C) dan Kak Syazfa (2A) yang membacakan QS. Al-Ahzab : 21-22.
Dilanjutkan dengan sambutan kepala SD Al Muslim, Ustazah Fatimatuz Zahroh, M.Pd., beliau menyampaikan bahwa zaman telah banyak berubah, namun karakter Rasulullah tetap harus diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, seorang pemimpin haruslah mampu menggunakan segala sesuatu dengan bijaksana, terutama dalam memanfaatkan alat teknologi berupa gadget yang saat ini seperti menjadi sebuah kebutuhan pokok bagi peserta didik. Semakin canggih teknologi, semakin mudah pula akses jejaring sosial, tidak banyak video dan foto yang seharusnya tak patut untuk dilihat bahkan ditiru oleh para peserta didik yang tersebar luas di media sosial. Dengan begitu sangat perlu kegiatan ini dilaksanakan untuk mengingatkan kembali pada peserta didik agar mampu menggunakan gadget dengan bijak dan tidak meninggalkan kewajibannya sebagai seorang hamba Allah dan pelajar.
Meski dilaksanakan secara virtual, peserta didik sangat antusias menyimak tausiah Ustad Malik, banyak pelajaran yang dapat diimplimentasikan peserta didik dalam kehidupan sehari-hari dalam memanfaatkan gadget tanpa melalaikan tugas dan kewajibannya. Salah satunya agar tidak berlebihan dalam menggunakan gadget sebagai sarana hiburan.
Ustad Abdul Malik Al Haddad menyampaikan bahwa melalaikan tugas dan kewajiban karena bermain gadget adalah sikap berlebihan yang tidak diperbolehkan di dalam Islam, sehingga diharapkan kepada peserta didik mampu mengendalikan keinginan untuk selalui bermain gadget serta mengatur waktu untuk belajar, beristirahat, dan juga beribadah.
Berlebihan dalam melakukan segala sesuatu tidak baik, bahkan Allah berfirman dalam Al-Quran Surah Al-Maidah ayat 77: “Katakanlah: “Hai Ahli Kitab, janganlah kamu berlebih-lebihan (melampaui batas) dengan cara tidak benar dalam agamamu. Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang telah sesat dahulunya (sebelum kedatangan Muhammad) dan mereka telah menyesatkan kebanyakan (manusia), dan mereka tersesat dari jalan yang lurus.”
Pada sesi tanya jawab, banyak sekali siswa yang bertanya akibatnya jika kecanduan gadget, bahkan menceritakan bagaimana ia hanya bermain gadget pada saat hari libur dan saat pembelajaran daring.
Namun keseruan ini harus diakhiri karena waktu semakin berlalu, tepat pukul 11.05, Ustad Abdul Malik Al Haddad berpesan, “Bolehlah kita bermain gadget sebagai sarana hiburan, namun Rasulullah tidak pernah mengajarkan kepada umatnya untuk berlebihan dalam segala sesuatu, hinggal lalai dan meninggalkan kewajibannya”.
Semoga dengan kegiatan tausiah ini dapat membentuk kembali karakter peserta didik, untuk lebih bertanggung jawab terhadap tugas dan kewajibannya, sebagaimana Rasulullah SAW yang bertanggung jawab dalam menjalankan perintah Allah, dan menjadi suri tauladan bagi seluruh umat manusia. (Maslahatun Nisa, S.Pd./ Guru PAI)